Sabtu, 25 Mei 2013

SEJARAH PERUMUSAN NDP




Pada pasal 3 Anggaran Dasar HMI menyebutkan bahwa HMI adalah organisasi berazaskan Islam. Dasar (azas) organisasi merupakan sumber  motivasi, pembenaran dan ukuran bagi gerak langkah organisasi itu. HMI sebagi organisasi perjuangan yang mengemban tugas mulia mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang di ridhoi Allah SWT. Tujuan ini akan dapat tercapai bila dalam pelaksanaan organisasi selalu berpegang pada azas organisasi tersebut. Nilai- nilai yang terdapat dalam azas tersebut diuraikan dalam buku kecil yang disebut dengan Nilai-nilai Dasar Perjuangan (NDP). (Pengantar Pengurus Besar HMI untuk NDP periode1969-1971)
Menurut Prof. Agussalim Sitompul rumusan NDP adalah cara berpikir atau pemahaman HMI terhadap Islam dengan pembatasan pembahasan pada hal-hal yang prinsip yaitu nilai-nilai dasar yang akan langsung mempengaruhi cara berpikir dan pandangan hidup kader. Jadi NDP adalah sekumpulan nilai yang menjadi pedoman kader-kader HMI untuk memahami Islam lebih komprehensif dan rasional. (Laporan tim 9. Penyelesaian Dualism NDP.)
Latar Belakang Perumusan NDP.
NDP ditulis berdasarkan hasil penjelajahan Nurcholis Madjid di Negara-negara Timur Tengah selama lebih dari tiga bulan setelah terlebih dahulu melakukan perjalan ke Amerika[1]. Perjalan ini di motivasi oleh beberapa hal yaitu :
1.      Keinginan untuk melihat secara langsung pelaksanaan (praktik) Islam dalam kehidupan.
2.      Pemahaman ke-Islaman di Indonesia masih dangkal.
Dari perjalanannya tersebut didapat kesimpulan : saya kecewa dengan tingkat intelektualitas kalangan  Islam di Timur Tengah. Seperti jawabannya H. Agus Salim saat Buya Hamka minta izin kepada dia untuk belajar Islam ke Timur Tengah. Jawabannya begini “Malik, kalau kamu mau pergi ke Mekkah atau Timur Tengah, boleh saja. Kamu akan fasih berbahasa arab barangkali. Tetapi paling-paling kamu akan jadi lebai, kalau pulang. Tetapi sebaliknya, Kalau kamu ingin mengetahui Islam secara intelek, lebih baik disini belajar sama saya”. Dalam perjalanan tersebut Cak Nur tidak menemukan jawaban terhadap permasalahan yang ia ingin ketahui. Ia hanya menemukan slogan-slogan loyalistik saja. Beberapa tokoh yang pernah diajak diskusi selama di Timur Tengah adalah Dr. Farid Mustafa, syekh Hasan bin Abdullah Ali Syekh, Dr. Hasan Turabi, Dr. Mahmud Syahwi dll. Adapun beberapa buku yang pernah di tamatkan yaitu ; Majmu Rasa’il Hasan al-Bana, al-Qur’an terjemahan dalam bahasa inggris dll. NDP diinspirasi dari bukunya Willy Eicher yaitu The Fundamental Values and Basic Demand of Democratic Socialism ( nili-nilai dasar dan tuntutan-tuntutan asasi sosialisme demokrat) dan tulisanya Sutan Sjahrir yang dimuat dalam perjuangan kita yang merupakan saduran dari bukunya Hitler yang berjudul Mein Kamf[2]. Setelah jadi, konsep ini dibawa ke kongres ke-9 HMI di malang pada tgl. 3-10 mei 1969 dan disahklan dengan proses kajian ulang oleh Nurcholis Majid, Mahmud Sakib dan Endang Saefudin Anshari. Pada kongres ke-16 di Padang tgl. 24-31 Maret 1986 NDP diganti menjadi NIK (Nilai Identitas Kader) sebagi akibat dari dikeluarkannya Undang-Undang No. 8 th. 1985 tentang organisasi kemasyarakatan tertanggal 17 Juni 1985 yang mewajibkan semua organisasi berazaskan pancasila. Setalah era reformasi (1999)  NIK kemabali diubah menjadi NDP.
Menurut Agussalim Sitompul ada lima faktor yang menjadi latar belakang perumusan NDP yaitu sebabagi berikut :
1.      Pemahaman ke-Islaman di Indonesia masih belum mendalam sehingga menimbulkan pertanyaan bagaimana menghayati nilai-nilai Islam itu.
2.      Sampai bulan april 1969, HMI belum memiliki sebuah buku tentang Islam yang dijadikan pegangan perjuangan bagi kader-kadernya layaknya organisasi perjuangan
3.      Untuk memberikan panduan bagi kader HMI agar bisa memahami Islam dengan baik dan bisa menerjemahkannya dalam dimensi ruang dan waktu.
4.      Agar HMI memiliki suatu ideology yang dapat bertahan relative lama antara 20 s.d. 25 tahun. Sebelum NDP dirumuskan, HMI memiliki ideology atau doktrin perjuangan, 1) kepribadian HMI yang dirumuskan sangat situasional untuk menghadapi rezim orde lama yang isisnya terdiri dari enam esensi, a) Dasar Tauhid, b) Dasar Keseimbangan, c) Kreatif, d) Dinamis, e) Pemersatu, f) Progresif –Revolusioner. Ketika orde baru muncul kepribadian HMI diganti dengan Garis-Garis Pokok Perjuangan (GPP). GPP juga sifatnya situasional untuk menghadapi orde baru.
5.      Untuk memberikan panduan bagi kader HMI agar bisa memahami Islam dengan baik dan bisa menerjemahkanya dalam dimensi ruang dan waktu berbingkai keislaman, keindonesiaan dan kemodernan. (Laporan tim 9. Penyelesaian dualisme NDP)
Posisi NDP
Dalam system organisasi HMI, NDP adalah poros atau pijakan nilai bagi semua komponen system organisasi HMI seperti Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, mission HMI, panduan pengkaderan, mekanisme pelaksanaan kepengurusan dan komponen organisasi yang lain.
NDP terdiri dari 8 bab yaitu : Bab I. Dasar-Dasar Kepercayaan; Bab. II. Pengertian-pengertian Dasar Tentang Kemanusiaan, Bab III. Kemerdekaan Manusia (Ikhtiar) dan Keharusan Universal (Takdir); Bab IV. Ketuhanan yang Maha Esa dan Prikemanusiaan; Bab v. Individu dan Masyarakat; Bab VI. Keadilan Sosial dan Keadilan Ekonomi; Bab VII. Kemanusiaan dan Ilmu Pengetahuan dan Bab VIII. Kesimpulan-kesimpulan.
*****
Dasar-Dasar Kepercayaan


[1] Kata Pengantantar buku Islam Mazhab HMI
[2] Pengantar Cak Nur dalam buku Islam Universal karyanya Azhari Akmal Tarigan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar