Pada pasal 3
Anggaran Dasar HMI menyebutkan bahwa HMI adalah organisasi berazaskan Islam.
Dasar (azas) organisasi merupakan sumber
motivasi, pembenaran dan ukuran bagi gerak langkah organisasi itu. HMI
sebagi organisasi perjuangan yang mengemban tugas mulia mewujudkan masyarakat
adil dan makmur yang di ridhoi Allah SWT. Tujuan ini akan dapat tercapai bila
dalam pelaksanaan organisasi selalu berpegang pada azas organisasi tersebut.
Nilai- nilai yang terdapat dalam azas tersebut diuraikan dalam buku kecil yang
disebut dengan Nilai-nilai Dasar Perjuangan (NDP). (Pengantar Pengurus Besar
HMI untuk NDP periode1969-1971)
Menurut Prof.
Agussalim Sitompul rumusan NDP adalah cara berpikir atau pemahaman HMI terhadap
Islam dengan pembatasan pembahasan pada hal-hal yang prinsip yaitu nilai-nilai
dasar yang akan langsung mempengaruhi cara berpikir dan pandangan hidup kader.
Jadi NDP adalah sekumpulan nilai yang menjadi pedoman kader-kader HMI untuk
memahami Islam lebih komprehensif dan rasional. (Laporan tim 9. Penyelesaian
Dualism NDP.)
Latar Belakang Perumusan NDP.
NDP ditulis
berdasarkan hasil penjelajahan Nurcholis Madjid di Negara-negara Timur Tengah
selama lebih dari tiga bulan setelah terlebih dahulu melakukan perjalan ke
Amerika[1].
Perjalan ini di motivasi oleh beberapa hal yaitu :
1.
Keinginan
untuk melihat secara langsung pelaksanaan (praktik) Islam dalam kehidupan.
2.
Pemahaman
ke-Islaman di Indonesia masih dangkal.
Dari
perjalanannya tersebut didapat kesimpulan : saya kecewa dengan tingkat intelektualitas
kalangan Islam di Timur Tengah. Seperti
jawabannya H. Agus Salim saat Buya Hamka minta izin kepada dia untuk belajar
Islam ke Timur Tengah. Jawabannya begini “Malik, kalau kamu mau pergi ke Mekkah
atau Timur Tengah, boleh saja. Kamu akan fasih berbahasa arab barangkali.
Tetapi paling-paling kamu akan jadi lebai, kalau pulang. Tetapi sebaliknya,
Kalau kamu ingin mengetahui Islam secara intelek, lebih baik disini belajar
sama saya”. Dalam perjalanan tersebut Cak Nur tidak menemukan jawaban terhadap
permasalahan yang ia ingin ketahui. Ia hanya menemukan slogan-slogan loyalistik
saja. Beberapa tokoh yang pernah diajak diskusi selama di Timur Tengah adalah
Dr. Farid Mustafa, syekh Hasan bin Abdullah Ali Syekh, Dr. Hasan Turabi, Dr.
Mahmud Syahwi dll. Adapun beberapa buku yang pernah di tamatkan yaitu ; Majmu
Rasa’il Hasan al-Bana, al-Qur’an terjemahan dalam bahasa inggris dll. NDP
diinspirasi dari bukunya Willy Eicher yaitu The Fundamental Values and Basic
Demand of Democratic Socialism ( nili-nilai dasar dan tuntutan-tuntutan
asasi sosialisme demokrat) dan tulisanya Sutan Sjahrir yang dimuat dalam
perjuangan kita yang merupakan saduran dari bukunya Hitler yang berjudul Mein
Kamf[2].
Setelah jadi, konsep ini dibawa ke kongres ke-9 HMI di malang pada tgl. 3-10
mei 1969 dan disahklan dengan proses kajian ulang oleh Nurcholis Majid, Mahmud
Sakib dan Endang Saefudin Anshari. Pada kongres ke-16 di Padang tgl. 24-31
Maret 1986 NDP diganti menjadi NIK (Nilai Identitas Kader) sebagi akibat dari
dikeluarkannya Undang-Undang No. 8 th. 1985 tentang organisasi kemasyarakatan
tertanggal 17 Juni 1985 yang mewajibkan semua organisasi berazaskan pancasila.
Setalah era reformasi (1999) NIK
kemabali diubah menjadi NDP.
Menurut
Agussalim Sitompul ada lima faktor yang menjadi latar belakang perumusan NDP
yaitu sebabagi berikut :
1.
Pemahaman
ke-Islaman di Indonesia masih belum mendalam sehingga menimbulkan pertanyaan
bagaimana menghayati nilai-nilai Islam itu.
2.
Sampai
bulan april 1969, HMI belum memiliki sebuah buku tentang Islam yang dijadikan
pegangan perjuangan bagi kader-kadernya layaknya organisasi perjuangan
3.
Untuk
memberikan panduan bagi kader HMI agar bisa memahami Islam dengan baik dan bisa
menerjemahkannya dalam dimensi ruang dan waktu.
4.
Agar HMI
memiliki suatu ideology yang dapat bertahan relative lama antara 20 s.d. 25
tahun. Sebelum NDP dirumuskan, HMI memiliki ideology atau doktrin perjuangan,
1) kepribadian HMI yang dirumuskan sangat situasional untuk menghadapi rezim
orde lama yang isisnya terdiri dari enam esensi, a) Dasar Tauhid, b) Dasar
Keseimbangan, c) Kreatif, d) Dinamis, e) Pemersatu, f) Progresif –Revolusioner.
Ketika orde baru muncul kepribadian HMI diganti dengan Garis-Garis Pokok
Perjuangan (GPP). GPP juga sifatnya situasional untuk menghadapi orde baru.
5.
Untuk
memberikan panduan bagi kader HMI agar bisa memahami Islam dengan baik dan bisa
menerjemahkanya dalam dimensi ruang dan waktu berbingkai keislaman,
keindonesiaan dan kemodernan. (Laporan tim 9. Penyelesaian dualisme NDP)
Posisi NDP
Dalam system
organisasi HMI, NDP adalah poros atau pijakan nilai bagi semua komponen system
organisasi HMI seperti Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, mission HMI,
panduan pengkaderan, mekanisme pelaksanaan kepengurusan dan komponen organisasi
yang lain.
NDP terdiri dari
8 bab yaitu : Bab I. Dasar-Dasar Kepercayaan; Bab. II. Pengertian-pengertian
Dasar Tentang Kemanusiaan, Bab III. Kemerdekaan Manusia (Ikhtiar) dan Keharusan
Universal (Takdir); Bab IV. Ketuhanan yang Maha Esa dan Prikemanusiaan; Bab v.
Individu dan Masyarakat; Bab VI. Keadilan Sosial dan Keadilan Ekonomi; Bab VII.
Kemanusiaan dan Ilmu Pengetahuan dan Bab VIII. Kesimpulan-kesimpulan.
*****
Dasar-Dasar
Kepercayaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar